Monday, April 06, 2009

Diari Hati Pada Satu Petang Yang Keliru

Pohon rasa
rendang di kaki waktu
merimbun ke dahan hati
merona di ruang kalbu
berkelana ke laut duga

Sekelumit doa syahdu
berjela ke tujuh lapis langit
mengetuk gerbang
lalu mudik ke gengaman
mengharap
menjadi alas kehidupanku

Kerlip kunang
mengasak tanyaku
di hujung senja
enggan berjabat malam
sinis menyisih mimpi
mimpi seorang lelaki
dan sang bidadari

bermusim hati
bergentayangan dilirih belati
jika tidak ke rusuk kiri
pedih terluka di sisi kananku
di taman lara
aku bersujud
memaut jemariku

Dalam keliru
aku bersatu
dalam doa syukur
moga itu
menyembuh resahku

4 comments:

  1. wow betapa mendalam sungguh ungkapan2 mu. Semoga apa yg ko dambakan segera ketemu.

    ReplyDelete
  2. Hmmm Mike.
    Rasa tak bertepi
    Rasa tak berujung
    Duga menyesak hati
    lara menusuk jantung
    Namun selalu dan selalu
    Langit terbuka
    untuk menampung segala
    Gundah gulana
    untuk mendengar segala ;
    keluh dan kesah
    kilaf dan kilafiah

    ReplyDelete
  3. ai naa...keliru ko biano bo LM...hemm..kada i bo sumusa banar ginawo..kawanit ino ong adarakan no banar..hehe

    ba, suai mingkaso om amu.. di dalam segala rasa yg bertandang ke sukma.. manis, pahit, keliru, resah, duka lara..jawapan kelegaan hanya sejauh doa..Dia selalu hadir dan setia menuntun hati nurani kita.

    Keep walking with the Lord my dear friend!

    ReplyDelete
  4. AragangTandik... damba rasaku adalah sukma sanubariku... yang lahir tanpa terpaksa walaupun bilur-bilurnya masih berjalan di permukaan hati. Saya masih belajar untuk mendalami sesuatu dalam diri...

    Kabasaran.. ketemu lagi kita. aku tidak pernah gagal 'terusik' oleh bait klasikmu setiap kali meninggalkan jejak mu di sini. Ya, saya bersetuju, kita jangan gagal memandang-Nya dalam sekian banyak tanya kita tentang hidup

    jmimie... keliru itu bukan saya. cuma seorang lelaki yang menangkap sukmanya lalu merakamnya di lembar waktu, kebetulan petang itu seakan 'keliru' menebarkan cuacanya.. hendak mau hujan tapi matahari segar 'mengusik' awan kelabu... damba sukma ini sekadar mau menitip pesan, ingin berkongsi bahawa 'usah gagal memandang_Nya dalam setiap pergolakan rasa atau keriangan emosi'...

    saya suka merakamkan persona waktu ketika sedang berhalusinasi dengan kata-kata.. (sekadar syarat untuk menjayakan satu2 penghasilan sajak) hehe

    ReplyDelete