Diari Seorang Lelaki
Pagi itu hujan turun
berteman kabus pada tirai pagi yang dingin
hening di sukma rasa menggetar raga
entah itu gundah gulana entah itu rindu dendam
dan bait puisi membisik ke jiwa seorang lelaki
gurindam asmara
dan menjadi tari halilintar
di antara renyai dinihari
dan kemilau mata pedang
menyeringai di hujung nyawa
sudah terlalu singkat untuk mengenang
berteman kabus pada tirai pagi yang dingin
hening di sukma rasa menggetar raga
entah itu gundah gulana entah itu rindu dendam
dan bait puisi membisik ke jiwa seorang lelaki
gurindam asmara
dan menjadi tari halilintar
di antara renyai dinihari
dan kemilau mata pedang
menyeringai di hujung nyawa
sudah terlalu singkat untuk mengenang
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home