Senja Di Tingkap Hayat: Att Mr KOZON.. :)
Tulang rusuk keringku
Kusapu dengan deru desah sengsara
Masih sempat kunikmati resahku
Melepasi lengkungan dadaku
Ke hujung kaki legam dipagut rintik hujan
Sebentar getar tanganku menadah
Menyambut air jatuh
Bukan dari langit gelap
Kusapu kelopak mataku
Kuyu, basah dan separuh tutup
Rumah usang berderet di pinggir kota
Aku tidak mampu menyisih pedih silam
Meringkuk di perbaringan
Menagih mimpi antara renyuk kotak
Dan kawanan tin kosong di tepi dian mati
Renung mataku sarat bertanya
Menari ke ruang rasa
Mana perginya dunia bidadari
Satu-satunya waktu untukku tersenyum
Membaring lelah yang tak sudah
Seekor lalat membelah udara hanyir
Terbang melingkar ke puntungan rokok terbiar
Ingatan mati
Di hujung sana antara kerut dahi
Dan jenuh mendongak
Anak muda dan gadis pingitan
Tawar menawar
Pertama kali, selalu tak mau
Selalu, tak mau kalah
Sering selalu, semakin tak mau kalah
Di mana-manapun
Ada ingatan sedikit berlari ke bumi silam
Itu aku yang berjalan menghamba cinta bergemerlipan
Tidak menghirau arah cuma rasa aroma mimpi
Berjalan ke depan atau mundur
Berpencak menuruti kaki kiri
Ke sana atau ke sini di mana-mana
Kata hatiku itu syurga
Aku benar-benar terlupa...
Di hujung sana di antara bayang kaki kabur
Aku melihat kelibat kelam dan api kecil
Aku tau itu anak muda yang semalam bertanyakan kepadaku
“Hei! si tua, pinjamkan aku sekejap penyuntik milikmu”
Ia sedang bermimpi di celah dakapan tubuhnya yang cengkung
Antara kaki kiri yang membengkok
Dan lunjur kaki kanan yang telanjang
Ya, aku tau kerana aku terlalu sering begitu dahulu
Sekarang....
Gadis manis dan senyum mengoda
Dulunya juga antara penghuni duniaku
Berlalu tanpa sudi memandang
Menghantar liuk badan ke hujung sana
Di celah riuh gelak putra bangsa
Di dada ada lagi bilur pertanyaan
Sekalipun hanya kudrat sisa menampung asakan
Batuk dan sempit nyawa silih mengetuk bertali arus
Bukankah aku si jejaka tampan igauan wanita
Bukankah aku si jejaka ceria pujaan mata
Bukankah aku si teruna menawan hati dara
Penyeri di taman kota ke kota
Cinta dalam dakapan
Pujuk rayu dalam gengaman
Kata hatiku ‘Akulah taman surgawi itu’
Aku benar-benar terlupa
Ah! Persetan..
Aku tidak mau ambil tau lagi
Kapankah denyut nadiku berhenti menemaniku
Aku merangkak perlahan mencari lambaian ombak lagu
Dalam remang yang merayap kugagahkan diri
Mendekati anak muda yang tergelatak kaku di situ
Ah! Alangkah seronoknya anak mudah ini menikmati mimpi
Tunggu sekejap! Aku mau menyertai perjalananmu..
Seorang tua di perbaringan
Sebentar-sebentar menahan asakan kejutan tubuhnya
Memandang langit biru yang gelap
Ternganga menghantar nyawa entah ke seberang mana
Kaku..
Keesokan harinya di dada akhbar
‘Pelancaran Kempen Kesedaran Aids’
Hotel mewah dan tengahari yang terik
Majlis jamuan di kota
Dan sembang-sembang pemimpin
Senyum diasak kamera
Sepanduk atas jalan kota
Ke pinggir kota
Si tua kaku masih di situ...
Labels: Sajak
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home