TINGKALANON - TANDEK - MORION

Thursday, January 29, 2009

Menyusuri Kenangan Desa Dari Kejauhan

Perjalanan kehidupanku bermula di sini. Hiruk pikuk segala suka dukaku pun ada tertulis pada bebatuan kecil ini. Dulu, keringat dan air mataku ada tertumpah pada tiap helaian hijau yang menghias bendang. Kini aku sekali sekala pulang, menjejaki ratap tangisku yang sering dipujuk oleh pesan ibu. Dulu... Ayah juga seperti ibu... tanpa jemu mendorong di dalam kata-kata.
Ini sawah bendang yang selalu kuperhatikan dalam mimpi di perantauan. Lambaian desa menghamparkan senyumannya seluas pandangan menyejuk rasa. Dulu aku sering melihat ayah menyekah peluhnya di celah mentari dan kicau burung. Redup kelopak mataku disejukkan oleh mesra bayu menyapu bening ,bercanda di wajahku. Aku mulai sedar ada sesuatu yang hilang dalam sukma, meresap ke lapangan bendang. Ayah, hanya jejakmu yang kutemui di sini dan kau kisahkan permaidani jelapang ini lalu menjadi nyanyian di sisi ibu yang keseorangan menyembunyikan lelahnya untuk kami. Aku mengesalinya kerana aku tidak selalu di sini menemaninya.

Ini rumah kecil. Ruang untuk berkumpul lalu berkisah rasa di sini. Dua tiga amarah.. Dua tiga simpati.. Dua tiga pesan... Di antara dua tiga sebatan. Selalu tangis kami terusai dalam pelukanmu. Kini, di antara amarah, simpati dan pesan.. Hanya Ibu di sini. Selalu juga tangis kami terusai dalam pelukannya. Seperti ayah juga..

Senja ini bagai warna murung. Aku ingin sahaja berkata mentari yang mulai tenggelam itu terlalu indah untuk mengkisahkan kesedihan hati. Hari semakin gelap. Sayup bendang ini perlahan 'menidurkan' kenangan untuk satu malam yang panjang. Aku tidak ingin tidur. Biar semuanya tidak akan terlepas dari pandanganku walau sedetik. Aku tahu, hatiku mulai hiba lagi seperti selalunya. Aku akan selalu ternantikan suria pagi. Hanya itu hari aku akan sentiasa melihat mu lagi di sisi ibu, di tengah bendang.

8 Comments:

Blogger AragangTandik said...

Melihat keindahan alam yang begitu tenang menjadikan saya rindu pada kampung. Saya ucapkan takziah baru saya terbaca dalam blog, ayah saudara telah pergi buat selamanya.

Saya suka sawah padi - banyak kenangan saya semasa kecil - bergelumang lumpur di sawah padi.

10:00 AM  
Blogger Kabasaran Soultan said...

Hmmmmmm .... sungguh aku terpesona dengan narasinya, membawa aku ke kampung nan jauh membuat rindu menggebu, membangkitkan kembali rasa yang tak mungkin lagi tergali ..... kampung halaman ..sesuatu yang selalu akan menjadi bagian kita .... aku rindu pulang ..aku rindu dan selalu rindu

2:46 PM  
Blogger Little Mike (LM) said...

Aragang Tandik...

sebagai anak desa.. ke mana tumpah kuah rindunya kalau bukan ke desa permai... sawah padi banyak memberikan koleksi kenangan yg tidak terbelikan di mana2....

KABASARAN,

terima kasih atas kunjungan. Saya sangat menghargainya.. juga terima kasih atas kata2 saudara yang sangat ikhlas, yang turut menghimpit kerinduanku menerawang jauh ke desa...

di mana pun kita berada, usah matikan kerinduan terhadap desa kelahiran kita....

1:28 AM  
Blogger Umar Safri said...

gerak jarimu umpama seorang gitaris memetik gitar, ayat-ayat disusun elok dan rapi umpama lirik lagu sedang menari, maksud tersirat dan tersurat terlontar dgn jelas umpama nyanyian syahdu seorang sasterawan. tahniah! kekalkan seni penulisanmu. yang lenggoknya walaupun halus, pasti bisa mengejutkan bangsa yg sedang lena.

6:24 PM  
Blogger Little Mike (LM) said...

umar,

komen inimembuatkan terkedu rasa sekejap, terkesima oleh kehalusan bait untuk sebuah catatan sederhana ini. Sehungguhnya bicara tangan mu lebih sukses membuatkan aku 'terasa' seninya.. terima kasih atas kata-kata baik untuk sebuah tulisanku yg sederhana...

11:53 AM  
Blogger JMimie said...

saya setuju dgn komen si umar:)...sbnrnya dari mula mbaca entry ini (dan entry mick yg lain jga), sya turut merasakn suatu rasa takjub di atas cara dan kesan penyampaian yg sgt mberikan kesan yg mendalam ke sanubari setiap kali mghayati bait demi bait tulisan mick yg amat puitis gitu..hehe..ternyata catatan 'sederhana' ini amat tinggi nilai seninya!

10:48 PM  
Blogger NONG said...

Itulah jiwa orang yang puitis dan peka jiwanya.Saya mengerti dan faham isi hati Sang Pengentri kerna saya pernah melalui kisah itu terlebih dulu.Terasa kosong dan benar2 rasa janggal..
Namun..jiwa tetap kental kerana masih ada sumber kekuatan yang menyuntik 'Sang IBU'.. Sesungguhnya berat dan terasa perit bebanan kita tetapi dasar hati dan laut fikir sang IBU lebih lagi..
LMike..mesi denting kerinduan itu tetap ada, abadikan dan bawalah kemana saja kaki melangkah sebagai sumber kekuatan hidup..CHAIYO!!

4:54 PM  
Blogger Little Mike (LM) said...

jmimie,

terima kasih atas kunjungan... terima kasih juga atas kata2 baik yang ditujukan kepada tulisan saya. semakin kerdil rasanya menerima pujian ini... jauh di lubuk hati, izinkan saya menikmati semua bait yang merangsang minda untuk saya hargai selamanya...

Nong,

Terima kasih atas sokongan dan galakan. hati yang pernah melalui detik sukar pasti juga akan dapat memahami... terima kasih sekali lagi...

9:55 AM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home